Lestarikan Budaya, MTsN 7 Sleman Belajar Sungkem dan Janur

Sleman (MTsN 7 Sleman) – Dalam mengisi kegiatan Bulan Suci Ramdhan ini, Tim Keagamaan MTsN 7 Sleman selenggarakan SUNUR (Sungkem dan Janur). Kegiatan yang diselenggarakan tiap tahun ini merupakan progam dari Kementerian Agama Kabupaten Sleman yang bertujuan agar peserta didik madrasah mau mencintai dan melestarikan budaya lokal yang mulai tergerus dengan perkembangan zaman, serta memberikan bekal ketrampilan tentang kearifan lokal masyarakat Jawa sebagai upaya pembentukan karakter peserta didik. Pelaksanaan kegiatan SUNUR pada Ramadhan kali ini dilaksanakan di Gedung Aula MTsN 7 Sleman pada, Jum’at (22/04/2022).

Kepala MTsN 7 Sleman Dra.Titik Susilawati,M.Pd mengapresiasi progam SUNUR ini karena berperan penting terhadap pembentukan karakter peserta didik. “Saya sangat senang sekali kegiatan ini terus dilaksanakan di tiap tahunnya, kegiatan ini sebagai wujud melestarikan budaya  Sungkem dan Janur yang memiliki filosofi luar biasa. Sungkem yang merupakan budaya Jawa yang luhur yang merupakan implementasi dari bentuk permintaan maaf yang mendalam dengan cara bersimpuh terhadap orang yang lebih tua atau dihormati, sehingga bisa menjadikan peserta didik lebih menghormati dan menghargai orang tua mereka. Sedangkan Janur disini diimplementasikan dalam bentuk selongsong ketupat yang merupakan ciri khas Hari Raya Idul Fitri,” Jelas Titik Susilawati.

Ditemui disela-sela membimbing pembuatan ketupat Sriyana selaku guru Seni Budaya yng ditunjuk sebagai kordinator pembuatan ketupat menjelaskan terkait kegiatan pembuatan selongsong ketupat.”Alhamdulillah, seluruh peserta didik yang mengikuti kegiatan ini bisa mengikuti proses pembuatan dari bahan janur sampai menjadi selongsong ketupat. Ketupat memiliki filosofi yang mendalam, berasal dari kata “ngaku lepat”yang memiliki arti mengaku salah. Yang maknanya lebih muda menyampaikan lepat (kesalahannya baik sngaja ataupun tidak) demikian juga yang lebih tua akan ikhlas dan rela memberi maaf kepada yang lebih muda jika yang lebih muda memiliki kesalahan,” ujar Sriyana.

Semoga dengan kegiatan ini pesera didik dapat melakukan sungkem dengan benar kepada orang tua dan guru di madrasah serta peserta didik bisa dan mengerti dalam proses pembuatan ketupat yang bisa ditularkan kepada saudara atau tetangga ditempat tinggal masing-masing. (rdt)