
Warta Santun (MTsN 7 Sleman) – Dalam rangka mempererat tali silaturahim dan memperkuat ukhuwah Islamiyah pasca Lebaran Idul Fitri 1446 H, keluarga besar MTsN 7 Sleman menggelar acara Silaturahim dan Halal Bihalal pada Selasa (8/4/2025) bertempat di Masjid Nurul Hidayah MTsN 7 Sleman. Dalam kegiatan Halal Bihalal tahun ini selain guru dan pegawai beserta keluarga, MTsN 7 Sleman juga mengundang pengurus komite, alumni Kepala Madrasah, dan pengurus Kantin madrasah. Acara halal bihalal tahun ini mengambil tema “Jalinan Harmoni dan Profesionalisme Kerja, Wujudkan Santun Berwibawa”.
Acara dibuka dengan pembacaan Ummul Kitab, dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an yang dilantunkan oleh Agus Nurohman selaku Pegawai Tata Usaha. Suasana syahdu menyelimuti seluruh ruangan sejak awal hingga akhir acara. sebagai pembuka doa dan harapan agar acara berlangsung dalam keberkahan.
Kepala MTsN 7 Sleman, Samsul Arifin, S.Ag dalam sambutannya mengatakan, halal bihalal merupakan momentum yang sangat penting bagi seluruh civitas MTsN 7 Sleman. “Kmai ucapkan terikasih kepada seluruh tamu undangan yang sudah hadir dalam acara ini, Halal bihalal merupakan momentum bagi kita semua untuk bersilaturahim dan mempererat persaudaraan sekaligus saling memaafkan. Tentu saja, dengan iringan doa, semoga amal ibadah kita di bulan Ramadhan diterima oleh Allah SWT. Harapan kami dengan momentum ini bisa lebih menyatukan semangat kembali seluruh warga madrasah dalam mewujudkan bersama visi dan tujuan madrasah,” kata Samsul Arifin.
Dalam momentum lebaran tahun ini Dra.Hj.Ida Uswatun Hasanah, M.Pd. selaku pengawas pendamping MTsN 7 Sleman juga memberikan sambutan. Dalam sambutannya Dra.Hj. Ida Uswatun Hasanah, M.Pd. menyampaikan terkait tradisi syawalan yang merupakan kegiatan yang sangat positif yang patut dilestarikan.
Suasana semakin khidmat saat Ustadz R.Agung Nugroho, M.A. yang juga merupakan Ketua Komite MTsN 7 Sleman menyampaikan tausiyah bertema “Sejarah Halal Bihalal dan harapan kepada Madrasah”. Beliau menyampaikan terkait sejarah munculnya istilah Halal Bihalal serta mengajak seluruh hadirin untuk menjadikan Idul Fitri sebagai momentum memperbaiki diri dan menanamkan akhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari. “Di era revolusi pada tahun 1948 tepatnya di pertengahan bulan Ramadhan, Bung Karno memanggil KH Wahab Chasbullah ke Istana Negara untuk dimintai pendapat dan sarannya dengan harapan dapat mengatasi situasi politik Indonesia yang tidak sehat kala itu. Kemudian Kiai Wahab Chasbullah memberi saran kepada Bung Karno untuk menyelenggarakan silaturahmi. Bung Karno ingin istilah yang lain selain Silaturahmi, maka dari itu Kiai Wahab mengganti istilah silaturahmi dengan halal bihalal”, jelas Ustadz Agung.
“Harapannya seluruh warga madrasah sama-sama berperan dalam mewujudkan peserta didik MTsN 7 Sleman yang berakhklak mulia, dan terus mendoakan suami atau istrinya dalam bekerja agar mendapatkan rezeki yang halal dengan penuh keberkahan”, harap Ustadz Agung.
Acara dilanjutkan dengan pembacaan ikrar Syawalan oleh perwakilan guru dan pegawai MTsN 7 Sleman, yakni Adib Nur Azis, S.Si. selaku guru mapel IPA. Dalam ikrarnya, Adib menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh Keluarga Besar MTsN 7 Sleman, baik yang disengaja maupun tidak disengaja, selama menjalani proses belajar di madrasah.
Ikrar tersebut dijawab langsung oleh Kepala MTsN 7 Sleman yang menerima permohonan maaf tersebut dengan lapang dada dan menyampaikan harapan agar semangat saling memaafkan ini terus menjadi budaya positif di lingkungan madrasah. Beliau juga mengajak seluruh warga madrasah untuk memulai lembaran baru dengan semangat kebersamaan dan keikhlasan.
Diakhir acara seluruh tamu berjabat tangan saling bermaaf-maafan dilanjutkan dengan makan bersama untuk lebih menghangatkan suasana di hari lebaran. Melalui kegiatan ini, MTs Negeri 7 Sleman berharap nilai-nilai kebajikan dan semangat persaudaraan yang dibawa dari bulan Ramadan dapat terus melekat dan menjadi bagian dari karakter seluruh warga madrasah. Jalinan Harmoni dan Profesionalisme Kerja, Wujudkan Santun Berwibawa” bukan sekadar tema, melainkan harapan untuk menjadikan madrasah tempat tumbuhnya generasi berjiwa luhur. (rdt)